Anak Bayi Muntah, Apa yang harus dilakukan?

Pada beberapa bulan awal, anak bayi mungkin akan sering sekali muntah. Ini bisa di sebabkan oleh belum terlalu matangnya organ pencernaan bayi ataupun masih dalam tahap proses adaptasi. Sebagai orang tua, Anda tidak perlu panik ketika si Kecil muntah. Meski begitu Anda harus tetap siaga jika kondisi ini terjadi. Lalu apa yang bisa dilakukan jika anak bayi muntah?

Muntah pada bayi bisa tergolong reaksi yang normal, namun hal ini bisa pula menjadi pertanda bayi Anda mengalami kondisi serius.

PERBEDAAN MUNTAH NORMAL DAN ABNORMAL

A. Muntah yang Normal
Muntah merupakan hal yang biasa dialami oleh bayi, terutama saat usianya masih beberapa minggu. Di usia tersebut, bayi sedang berusaha menyesuaikan diri dengan makanan. Muntah jenis ini kerap disebut gumoh.

Di usia yang masih beberapa minggu, bayi rentan mengalami refluks karena ukuran lambungnya masih kecil. Di usia ini juga cincin otot belum bisa bekerja dengan sempurna. Biasanya, cincin akan tumbuh kuat saat bayi berusia sekitar 4-5 bulan. Pada masa ini dia mungkin sudah berhenti mengalami gumoh.

Selain hal di atas, muntah juga bisa terjadi ketika bayi menangis atau batuk-batuk secara berlebihan. Kemungkinan Anda akan sering melihat si Kecil muntah karena hal ini pada tahun-tahun pertamanya.

B. Muntah yang Abnormal
Muntah pada bayi yang tidak normal bisa berhubungan dengan kondisi kesehatan si Kecil. Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:

    1. Keracunan makanan.
    2. Infeksi virus atau bakteri.
    3. Infeksi saluran pernapasan.
    4. Infeksi telinga.
    5. Pneumonia
    6. Radang usus buntu.
    7. Stenosis pilorus (cincin otot antara lambung dan usus terlalu tebal sehingga menutup jalur ke lambung dan makanan tidak dapat lewat).
    8. Meningitis

Tanda-tanda bahwa bayi Anda mengalami muntah abnormal, antara lain:

    1. Muntahan bayi Anda berwarna kuning kehijauan.  Kondisi ini bisa menjadi pertandabayi Anda mengalami gangguan pada ususnya.
    2. Dia terlihat sangat kesakitan.
    3. Muntah yang diiringi pembengkakan perut.
    4. Muntah lebih dari sekali setelah mengalami cedera. Hal ini kemungkinan bisa menjadi pertanda gegar otak.
    5. Terdapat darah pada muntahan. Jika hanya sedikit, Anda tidak perlu khawatir karena itu normal terjadi. Namun jika banyak atau terus menerus ada darah, segera bawa si Kecil ke dokter
    6. Dia muntah secara hebat dan terus-menerus.
    7. Muntah yang diiringi menguningnya kulit dan mata bayi. Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa bayi Anda mengalami jaundice atau sakit kuning.

Cara Mengatasi Muntah pada Bayi

Untuk mengatasi muntah yang normal, Anda tidak perlu membawanya ke dokter atau memberikan obat-obatan khusus. Cukup berikan dia cairan agar terhindar dari dehidrasi. Jadi Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena muntah yang normal biasanya tidak akan berdampak kepada kondisi kesehatan si Kecil.

Dua tips di bawah ini bisa Anda coba untuk meminimalisasi muntah usai si Kecil minum susu.

  1. Usai minum susu jangan langsung membaringkannya di tempat tidur bayi. Lebih baik Anda menggendongnya dengan posisi tubuh si Kecil tegak. Gendong dia sekitar setengah jam setelah menyusu agar cairan bisa turun dengan sempurna.
  2. Biasakan untuk menyendawakan bayi Anda sehabis mengonsumsi apa pun.
  3. Untuk mengatasi muntah yang abnormal, Anda bisa membawa si Kecil ke dokter guna mendapat penanganan lebih lanjut. Sebagai langkah awal, Anda bisa memberikannya cukup cairan, namun hindari memberikannya jus buah. Terkadang jus buah bisa memperparah keadaan, terutama jika bayi Anda mengalami diare. Dehidrasi juga bisa dicegah dengan memberikan cairan elektrolit atau oralit. Tapi pemberian oralit pada bayi harus mendapat persetujuan dari dokter terlebih dahulu.

Selain itu Anda juga bisa menidurkannya jika mengalami muntah dalam perjalanan. Tidur kemungkinan bisa membantu menenangkan bayi sekaligus menghilangkan keinginan bayi untuk muntah.

Berikan kembali asupan setelah si Kecil berhenti muntah atau ketika kondisi perutnya terlihat sudah membaik. Meski begitu, berikan asupan sedikit demi sedikit. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai muntah yang normal dan abnormal pada bayi, Anda bisa mengonsultasikannya dengan dokter.

Kapan harus membawa bayi ke dokter?

Muntah setelah minum ASI bukan kondisi yang begitu membahayakan. Akan tetapi, mengutip dari Better Health, jangan tunda untuk segera memeriksakan si kecil ke dokter jika muntah disertai dengan gejala seperti:

    1. Frekuensi muntah sangat sering
    2. Jumlah muntah sangat banyak
    3. Bayi muntah disertai rewel, demam, dan perut kembung
    4. Tidak mau menyusu
    5. Tidak mengalami peningkatan berat badan atau berat badan justru menurun
    6. Cairan muntah berwarna kuning, hijau, atau bahkan mengandung darah
    7. Muntah pada bayi semakin parah setiap kali selesai selesai menyusu atau minum ASIBerbagai tanda-tanda tersebut

menunjukkanbahwa muntah setelah minum ASI bukan lagi hal yang sepele. Dokter akan membantu mencari tahu penyebabnya sekaligus penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi si kecil.

Aqiqah Semarang

One thought on “Anak Bayi Muntah, Apa yang harus dilakukan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *